Hutan Dataran Rendah – Pemahaman, Ciri, Sebaran & Faedah


Berdasarkan ketinggiannya, salah satu jenis hutan yang ada di Indonesia yaitu hutan dataran rendah. Selain itu, terdapat jenis-jenis hutan lain mirip hutan pantai, hutan pegunungan, hutan kabut dan hutan elfin yang tersebar di seluruh dunia.





Hutan dataran rendah mempunyai vegetasi pohon yang bermacam-macam. Untuk lebih mengetahui hutan jenis ini, simak penjelasan lengkap berikut ini.






Pengertian Hutan Dataran Rendah





Hutan dataran rendah adalah bentuk hutan yang terletak sehabis hutan pantai. Sesuai dengan namanya, hutan ini berkembang meningkat di wilayah dataran rendah yang mempunyai ketinggian antara 5 hingga 1.000 mdpl.





Pada biasanya, struktur hutan di wilayah yang rendah sungguh bermacam-macam atau komplek dan juga disebut dengan hutan hujan. Di wilayah Indonesia, hutan yang termasuk dalam hutan dataran rendah yakni hutan hujan tropis yang terletak di kawasan Dangkalan Sunda, seperti hutan-hutan di Kalimantan dan Sumatera.





Sedangkan, berdasarkan Schmidt dan Ferguson, hutan dataran rendah adalah kawasan vegetasi yang membentuk deretan hutan dengan ciri-ciri selaku berikut:





  1. Memiliki curah hujan 2.500 – 3.000 mm per tahun
  2. Rata-rata temperatur bulanan berada di atas 18 derajat C yang terjadi di sepanjang tahun, tepatnya pada animo kemarau. Pada umumnya, trend kemarau tersebut terjadi di bulan April sampai November
  3. Pada biasanya musim kemarau yang terjadi di hutan dataran rendah tidak mempunyai ekspresi dominan kemarau yang positif atau bisa dikatakan jumlah bulan kering yang terjadi kurang dari 2 bulan
  4. Kawasan hutan dataran rendah mempunyai tanah yang relatif subur atau kalau kemungkinan dalam keadaan kering (kondisi tersebut tidak tergenang air dalam waktu yang cukup usang)




hutan dibagi menjadi 2 menurut asalnya yaitu hutan primer dan sekunder




Ciri Khas Hutan Dataran Rendah





Setiap hutan mempunyai ciri khas tertentu yang membedakan antara jenis hutan yang satu dengan hutan lainnya. Begitu juga dengan hutan dataran rendah yang memiliki karakteristik yang tidak dimiliki oleh jenis hutan lain, ialah:





  1. Hutan dataran rendah ialah kawasan hutan yang mempunyai vegetasi paling kaya daripada jenis hutan lainnya. Hutan ini mempunyai berbagai jenis makhluk hidup dalam jumlah banyak dan beragam, serta memiliki nilai sumber daya alam yang tinggi (mirip: air, cahaya matahari dan tanah)
  2. Lahan seluas 1 hektar di hutan dataran rendah dapat dihuni oleh 100 sampai 200 jenis flora
  3. Pepohonan berkembang dengan rapat dan lebat, serta senantiasa hijau sepanjang tahun
  4. Pada lazimnya daerah hutan jenis ini menjadi habitat pepohonan yang berasal dari famili dipterocarpaceae. Adapun marga dari famili tersebut antara lain: vatica, dryobalanops, cotylelobium, shorea, balanocarpus, hopea, parashorea, dipterocarpus dan anisoptera.
  5. Selain marga dari famili diatas, juga terdapat tumbuhan yang berasal dari famili euphorbiaceae
  6. Habitus flora yang bertempat tinggal di hutan daerah dataran rendah pada umumnya memiliki ciri selaku berikut:
    • Pepohonan yang berskala dari pohon yang berskala besar hingga pohon yang berskala kecil
    • Ditumbuhi jenis flora yang lain, mirip: herba, epifit, perayap, pemanjat dan semak-semak
  7. Banyak ditumbuhi flora dengan ciri khas, selaku berikut:
    • Jenis tumbuhan pemanjat
    • Jenis pepohonan penahan
    • Pepohonan yang memiliki ketinggian yang merata
    • Pepohonan yang mempunyai batang pohon dengan lapisan yang licin
    • Pepohonan yang mempunyai daun lebar
  8. Kawasan hutan didominasi oleh jenis pepohonan dengan ukuran besar dan berciri-ciri sebagai berikut:
    • Pada biasanya, phon yang terbesar mempunyai diameter lebih dari 1 meter dengan tinggi pohon pencuatnya (emergent) mencapai 70 meter
    • Pepohonan besar yang berkembang meningkat di hutan ini mampu membentuk tajuk yang berlapis-lapis atau membentuk layer
    • Tajuk paling atas mempunyai 3 lapisan, antara lain:
      • Lapisan pepohonan yang lebih tinggi. Pada umumnya lapisan ini muncul di aneka macam kawasan serta mencolokdi bagian paling atas atap tajuk yang kemudian disebut dengan kanopi hutan. Bagian ini juga diketahui dengan nama sembulan atau emergent. Sembulan tersebut dapat tumbuh sendiri-sendiri namun sering kali juga berkembang secara bergerombol tetapi dengan jumlah yang tidak terlampau banyak. Perlu dimengerti, pepohonan tertinggi yang ada di hutan daratan rendah dapat memiliki batang bebas dengan cabang lebih dari 30 meter dan lingkar batang mencapai 4,5 meter
      • Lapisan kanopi hutan pada dataran rendah memiliki tinggi rata-rata 24 meter sampai 36 meter
      • Lapisan tajuk bawah yang disusun oleh pepohonan muda yang stress dalam proses pertumbuhannya. Selain itu, lapisan tajuk bawah ini mampu juga tersusun dari berbagai macam pohon yang tahan naungan. Lapisan ini tidak selalu menyambung antara satu dengan yang lain, artinya dapat berdiri sendiri antara jenis pohon yang satu dengan yang lain. Perlu juga pahami, selain ketiga jenis lapisan di atas ada juga dua lapisan lainnya, seperti lapisan vegetasi epilog tanah dan lapisan semak. Kedua lapisan tersebut terbentuk alasannya kondisi lantai hutan yang kelemahan cahaya. Oleh karenanya, hanya beberapa macam tanaman yang toleran kepada naungan yang mampu bertahan hidup di lapisan tersebut. Di lapisan epilog tanah dan lapisan semak juga ditumbuhi beberapa macam flora pemanjat atau liana. Tumbuhan pemanjat (liana) ini berkembang dengan cara melilit di batang pohon atau dapat juga mengait ke cabang sampai meraih atap tajuk.




Sebaran di Indonesia





Berdasarkan ciri khasnya, sebaran hutan dataran rendah di Indonesia dapat dijelaskan sebagai berikut:





  1. Kawasan hutan didominasi oleh jenis pepohonan dari dipterocarpaceae family terletak di wilayah Malesia bab barat adalah Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera. Adapun sebarannya berbeda-beda, di Pulau Sumatera mempunyai 125 spesies dipterocarpaceae family sedangkan di Pulau Kalimantan mempunyai 203 spesies dipterocarpaceae family. Jumlah spesies dipterocarpaceae family di pulau tersebut dinilai sangat tinggi. Oleh hasilnya, hutan tempat dataran rendah di daerah Pulau Kalimantan dan Pulau Sumatera dinamakan dengan hutan dipterokarpa.
  2. Sebaran spesies hutan dataran rendah di pulau Jawa sungguh susah ditemui. Berdasarkan catatan, Pulau Jawa cuma mempunyai spesies dipterocarpaceae family sejumlah 9 spesies. Hutan dataran rendah nondipterokarp yang terdapat di Pulau Jawa merupakan tempat konservasi, mirip Taman Nasional Ujung Kulon dan Taman Nasional Gunung Halimun Salak.
  3. Kawasan hutan dataran rendah di daerah Malesia bagian timur tepatnya Papua Nugini, Maluku dan Sulawesi mempunyai 21 jenis dipterocarpaceae family. 21 jenis tersebut terdiri atas 4 marga, ialah hopea, shorea, vatica dan anisoptera. Adapun pesebarannya yakni selaku berikut.
    • Hutan dataran rendah di Sulawesi didominasi oleh elmerillia ovalis, diospyros celebica, koordersiodendron pinnatum dan eucalyptus deglupta. Selain itu, di tempat hutan ini juga mampu didapatkan agathis damara dalam jumlah yang banyak.
    • Hutan dataran rendah di Maluku didominasi oleh 5 suku tumbuhan yang dominan, yaitu: myrtaceae, myristicaceae, guttiferae, burseraceae dan lauraceae. Selain jenis flora tersebut, tempat ini juga ditumbuhi jenis tanaman khas Maluku, adalah: agathis, eugenia dan garcinia.
    • Hutan dataran rendah di Papua didominasi oleh jenis tumbuhan terminallia spp. dan pometia pinnata.




pengertian hutan juga diatur dalam undang-undang




Komposisi Hutan Dataran Rendah





Pada umumnya, hutan dataran rendah mempunyai karakteristik yang berlawanan dengan jenis hutan yang lain, seperti keadaan hutan yang sering basah dapat menimbulkan flora pemanjat mudah tumbuh, tumbuhnya jenis pepohonan penahan, ketinggian pepohonan yang merata, memiliki daun yang lebar serta permukaan batang pohon licin.





Karakteristik tersebut mampu membentuk komposisi hutan dataran rendah berlawanan dengan jenis hutan yang lain. Adapun komposisi yang dimiliki oleh hutan jenis ini yakni sebagai berikut:





  1. Hutan dataran rendah mempunyai keunikan ialah vegetasi dengan daun yang meruncing. Fungsi dari daun yang meruncing ialah untuk memudahkan membuang air di daun sehingga mampu menahan jenis tanaman epifit berkembang subur.
  2. Hutan dataran rendah memiliki 3 lapisan pepohonan, ialah:
    • Zona eufotik merupakan zona lapisan pepohonan yang terdiri atas kanopi pepohonan yang mendapatkan cahaya matahari dalam jumlah besar
    • Zona oligofotik merupakan zona lapisan pepohonan dari mulai batas bawah kanopi pohon hingga dengan bab lantai hutan
    • Zona akar merupakan zona lapisan yang terletak di dalam tanah tempat hutan dalam bentuk sistem perakaran pohon.
  3. Komposisi hutan dataran rendah ini dikelompokkan dalam 3 fase, antara lain:
    • Fase matang ialah fase yang didominasi oleh pepohonan berbatang keras, mempunyai bunga serta berdaun lebar. Pepohonan yang berkembang di fase matang ini ialah sebagai berikut:
      • Golongan pohon dari keluarga meranti (dipterocarpaceae)
      • Golongan pohon dari keluarga beringin (moraceae)
      • Golongan pohon dari keluarga palem (palmae)
      • Beberapa jenis pohon dari keluarga tumbuhan deciduous dimana jenis pohon ini ialah jenis pohon yang mampu menggugurkan daunnya dikala ekspresi dominan kemarau tiba. Contoh pohon dari keluarga deciduous yaitu pohon jati dan pohon mahoni
    • Fase rintisan ialah fase yang didominasi oleh jenis pohon, seperti: rerumputan, keluarga beringin, keluarga pisang dan keluarga polong-polongan
    • Fase lanjutan merupakan fase yang banyak ditumbuhi oleh flora sejenis keluarga beringin, keluarga polong-polongan, macaranga dan antocephalos




Manfaat Hutan Dataran Rendah





Seperti halnya jenis hutan yang lain, hutan dataran rendah juga memiliki banyak manfaat bagi kehidupan insan dan makhluk hidup di sekitarnya, antara lain:





  1. Hutan dataran rendah dijadikan sebagai paru-paru dunia. Oleh kesudahannya layak dijaga dan dilestarikan oleh insan.
  2. Akar-akar pepohonan yang berkembang di hutan dataran rendah berfungsi untuk mengikat butiran tanah dimana dapat menangkal air hujan tidak langsung jatuh ke permukaan tanah melainkan ke permukaan daun. Jatuhnya air hujan ke permukaan daun tersebut dapat menimbulkan air hujan terserap masuk ke tanah sehingga mampu menghalangi terjadinya tanah longsor dan pengikisan.
  3. Menjaga keseimbangan air di animo hujan dan isu terkini kemarau. Adanya hutan ini dapat mengontrol, menyimpan serta mempertahankan persediaan air sehingga keseimbangan air mampu terjaga baik di trend hujan maupun demam isu kemarau.
  4. Hutan dataran rendah mampu berfaedah selaku penyubur tanah. Hal tersebut alasannya adalah tempat hutan ini memiliki banyak pepohonan dimana daun dari pepohonan tersebut akan gugur ke tanah dan terurai menjadi tanah humus. Tanah humus tersebut dapat menyuburkan tanah di daerah hutan dan sekitarnya. Kondisi tersebut sangat menguntungkan bagi penduduk yang hidup di sekitar kawasan hutan
  5. Sumber daya alam yang dihasilkan oleh hutan dataran rendah, seperti kayu, rotan dan hasil hutan lainnya mampu dijadikan sebagai bahan baku dalam proses industri dan dapat digunakan untuk materi bangunan sehingga mampu dijadikan sumber ekonomi bagi masyarakatyang bertempat tinggal di sekeliling hutan.
  6. Kawasan hutan mampu dijadikan selaku daerah berkembangbiaknya keanekaragaman hayati. Hal tersebut menimbulkan hutan selaku sumber plasma nutfah banyak sekali jenis ekosistem di dunia ini.
  7. Banyaknya pepohonan yang tumbuh berkembang di daerah hutan dataran rendah mampu berguna untuk meminimalkan pencemaran udara yang ditimbulkan oleh asap kendaraan bermotor serta polusi udara karena proses industri.




Penyebab Melimpahnya Jenis Organisme





Hutan dataran rendah adalah salah satu kawasan hutan yang dihuni oleh berbagai jenis organisme yang sungguh beragam.





hutan musim dibagi berdasarkan ketinggian dan curah hujan




Melimpahnya aneka macam jenis organisme tersebut disebabkan oleh daya jelajah hutan dataran rendah, selaku berikut:





  1. Relung hidup yang lebar sehingga banyak sekali jenis organisme dapat hidup dengan tenteram di dalamnya.
  2. Terjadinya pergantian fisik siklus perkembangan hutan yang terus mengalami pembaharuan.
  3. Adanya interaksi binatang yang hidup di hutan yang berfungsi menolong proses penyerbukan flora.
  4. Keanekaragaman organisme di kawasan dataran rendah mampu menolong penyebaran biji-bijian dalam siklus kemajuan.
  5. Adanya syarat hidupan yang bermacam-macam sehingga membantu aneka macam jenis organisme untuk mampu hidup dan berkembang biak di kawasan hutan dataran rendah.




Begitu banyaknya keanekaragaman hayati tumbuhan dan beberapa bentuk kehidupan yang lain membuat hutan dataran rendah dihuni oleh banyak sekali macam spesies. Contohnya hutan di Pulau Sumatera dan Kalimantan ialah habitat spesies bagi mamalia besar.





Adapun mamalia besar yang banyak dijumpai di hutan ini ialah rusa, beruang, harimau, tapir dan gajah dimana ekosistem tersebut dirujuk sebagai hutan hujan tropis. Dapat ditarik kesimpulan, bahwa hutan hujan tropis dataran rendah merupakan tempat melimpahnya berbagai jenis organisme dan mampu juga dijadikan sebagai sumber utama penghasil kayu.





Selain selaku sumber utama penghasil kayu, tempat hutan dataran rendah mampu dijadikan sebagai sumber kekayaan kayu komersial dan terusan bagi pengangkutan kayu menggunakan alat berat kehutanan. Hal tersebut menunjukkan bahwa terpeliharanya daerah hutan dapat dijadikan selaku sumber ekonomi bagi masyarakatdi sekitarnya.





Hutan dataran rendah memang cocok dijadikan sebagai sumber ekonomi karena di kawasan hutan ini kayu-kayu komersial dapat tumbuh dengan baik. Kondisi tersebut ditunjukkan dengan data dari forum kehutanan yang menyatakan bahwa Indonesia mempunyai 238 jenis dipterocarpaceae dari 386 jenis dipterocarpaceae yang dapat tumbuh di tempat hutan Malesia.





Akibat Pembalakan Liar





Dari tahun ke tahun, pembalakan hutan bertambah banyak sehingga menjadikan banyak kerusakan hutan. Kerusakan hutan tersebut dapat dilihat secara kasatmata sebab ada perbedaan fisik antara hutan dataran rendah dalam keadaan manis dan rusak.





salah satu contoh deforestasi adalah penebangan liar




Ciri hutan dataran rendah dalam keadaan anggun ditandai dengan keadaan lantai hutan yang higienis tanpa ditumbuhi semak belukar dan pepohonan utama di hutan tersebut dapat tumbuh menjulang tinggi. Namun, keadaan tersebut saat ini mulai rusak sebab adanya pembalakan hutan.





Pembalakan hutan dataran rendah memperlihatkan akibat buruk bagi pertumbuhan hutan serta ekosistem alam yang hidup didalamnya. Akibat dari acara tidak bertanggungjawab ini ialah:





  1. Terjadinya penurunan secara besar-besaran dari biomassa yang ada di kawsan hutan.
  2. Pembalakan hutan mampu membuat daerah bukaan di kawasan hutan dataran rendah sehingga menjadikan hawa panas, habitat menjadi sedikit dan sederhana alasannya adalah punah. Selain itu, beberapa spesies gres akan hidup di relung hidup yang luas akhirnya akan timbul ledakan populasi yang dahsyat.
  3. Unsur hara tanah akan mengikis dengan sendirinya dimana erosi tersebut dapat bersifat sementara maupun permanen. Jika bagian hara tanah mengalami abrasi maka kesuburan tanah akan hilang bahkan menjadikan tanah menjadi rusak.
  4. Keanekaragaman jenis hayati menurun. Selain itu, penurunan keanekaragaman hayati juga mampu menjadikan vegetasi alam terisolasi dan mengecil.
  5. Pembalakan hutan dapat mengakibatkan terjadinya pengikisan permukaan tanah sehingga menjadikan banjir bahkan struktur tanah menjadi rusak, berbatu dan keras.




Hal-hal tersebut ialah akibat dari pembalakan hutan dataran rendah. Namun, semua itu mampu kita hindari agar hutan tetap lestari. Lalu, bagaimana cara agar hutan tetap lestari? Simak klarifikasi berikut.





reboisasi




Menjaga Kelestarian





Untuk mempertahankan kelestarian hutan dataran rendah, kita mampu berupaya dengan cara selaku berikut:





  1. Menggalakkan reboisasi hutan yaitu dengan cara menanam kembali hutan untuk menangkal terjadinya hutan gundul. Reboisasi ini dapat menolong hutan dataran rendah tetap hidup serta menimbulkan lingkungan di sekitarnya menjadi hijau.
  2. Melakukan sistem tebas tanam yaitu dengan cara bagi mereka yang sudah melaksanakan penebangan hutan diharapkan kembali untuk menanam pohon selaku ganti pohon yang telah ditebangnya. Cara tebas tanam ini dinilai efektif untuk menyingkir dari kerusakan hutan dataran rendah.
  3. Melakukan metode babat pilih yaitu dengan cara memilih pohon yang mau ditebang jadi tidak asal-asalan menebang pohon. Sembarangan dalam menebang pohong dapat mengakibatkan ekosistem hutan menjadi rusak tak terkendali.
  4. Menerapkan penebangan hutan dengan cara konservatif artinya pemerintah menerapkan semua orang boleh menebang pohon dengan catatan memilih pohon yang tidak produktif lagi. Cara tersebut untuk menghindari salah pilih babat pohon, mirip menebang pohon yang masih muda atau menebang pohon yang produktif. Perlu diketahui, salah pilih tebang pohon mampu mengakibatkan kerusakan hutan.
  5. Pemberian hukuman bagi penebang pohon sembarangan sehingga orang yang menebang pohon secara sembarang pilih mempunyai rasa tanggung jawab.
  6. Menjaga kelestarian hutan dengan tidak membuang sampah di tempat hutan dataran rendah. Membuang sampah di hutan dapat menimbulkan kawasan hutan menjadi kotor karenanya mengganggu berkembang kembang vegetasi tanaman yang tumbuh di hutan.
  7. Melindungi habitat yang hidup di daerah hutan dataran rendah.
  8. Melakukan penghematan kepada penggunaan kertas. Hal tersebut alasannya penggunaan kertas yang berlebihan menyebabkan bertambah banyak pohon yang ditebang. Jika pohon yang ditebang bertambah banyak maka hutan pun makin botak.
  9. Mencegah terjadinya kabut asap yang disebabkan oleh kebakaran hutan dengan cara menjaga kebersihan dan tidak merusak ekosistem di tempat hutan.
  10. Memberikan edukasi kepada seluruh lapisan masyarakat perihal pentingnya melestarikan daerah hutan.




Hal-hal tersebut di atas adalah 10 cara untuk melestarikan kawasan hutan dataran rendah. 10 cara tersebut juga dapat dipakai untuk melestarikan jenis hutan yang lain, karena yang paling penting ialah kesadaran manusia untuk selalu mempertahankan dan melestarikan hutan selaku paru-paru dunia.


Comments

Popular posts from this blog

Biodiesel – Pemahaman, Materi Baku, Keunggulan Dan Efisiensi Energi

Bunga Saffron – Taksonomi, Morfologi, Sejarah, 11 Faedah & Harga

Potensi Sumberdaya Ekosistem Padang Lamun