Pohon Jati – Habitat, Sebaran, Manfaat Kayu Dan Budidaya


Pohon jati dengan nama ilmiah Tectona grandis Linn. f ialah pohon penghasil kayu bermutu tinggi. Dalam bahasa Inggris, pohon yang dikenal dengan nama “teak” ini menghasilkan kayu jati yang sangat besar lengan berkuasa dan baka yang banyak dimanfaatkan untuk aneka macam keperluan insan, contohnya bahan baku furniture, serta struktur bangunan.





Kayu jati ialah komoditas kehutanan andalan aneka macam kawasan di Indonesia, seperti Blora, Jepara, Grobogan, Pati dan Sragen yang memiliki beberapa sentra pengrajin meubel berbahan kayu jati.





Pohon jati dengan kualitas terbaik biasanya diperoleh dari pohon yang usianya lebih dari 80 tahun. Dengan kata lain, kian renta pohon jati maka akan menciptakan mutu jati yang lebih baik.






Taksonomi





Jati yang juga diketahui dengan nama “teak” dalam bahasa Inggris ialah serapan dari kata “thekku” dalam bahasa Malayalam, yakni bahasa dari Kerala, India bagian Selatan. Spesies pohon jati memiliki pembagian terstruktur mengenai taksonomi sebagai berikut:





KingdomPlantae
DivisiSpermatophyta
KelasAngiospermae
SubkelasDicotyledonae
OrdoVerbenales
FamiliVerbenaceae
GenusTectona
SpeciesTectona grandis Linn. f.




Morfologi Pohon Jati





Pohon jati mampu berkembang mencapai diameter 1,8 meter sampai 2,4 meter dengan ketinggian meraih 40 meter hingga 45 meter, serta tinggi bebas cabang sekitar 20 meter hingga 25 meter. Batang jati berkembang tegak lurus dengan bentuk silindris dan tipe percabangan tetragonal. Kulit jati berwarna kuning keabuan dan berstruktur retak atau pecah dangkal dengan alur memanjang batang.





morfologi jati




Daun jati berbentuk bundar telur terbalik dan melekat pada batang secara berpasangan. Permukaannya ditumbuhi bulu halus pada sisi atas serta bawah. Pada ekspresi dominan kemarau, daun pohon jati akan berguguran atau bersifat meranggas.





Pohon jati memiliki bunga biseksual yang hendak berbunga pada musim penghujan atau sekitar bulan Oktober hingga November di pulau Jawa. Buah jati berupa drupe dan termasuk dalam biji orthodoks yang mampu dipanen pada bulan Mei sampai September.





Habitat





Pohon jati cocok berkembang di kawasan iklim tropis di Indonesia. Iklim tropis yang memiliki kondisi dan cuaca dengan curah 1200 hingga 1300 mm per tahun dan kelembaban 60% hingga 80% sangat mendukung bagi kemajuan jati.





Ketika memasuki animo kemarau dengan kondisi curah hujan yang menurun, daun-daun jati akan berguguran. Pada tempat yang mengalami kemarau panjang, pohon jati yang tumbuh akan mempunyai lingkaran tahun yang bernilai artistik dan estetika tinggi.





Ketinggian ideal bagi pertumbuhan jati adalah 700 mdpl. Tanah yang cocok bagi tumbuhan jati ialah tanah berkadar pH 6-8, aerasi yang bagus, serta mengandung kapur dan fosfor, mirip jenis tanah lempung, lempung berpasir, dan liat berpasir.





Di Indonesia, pohon jati lazimnya tumbuh subur di hutan dataran rendah, hutan dataran tinggi, hutan pegunungan, hutan tumbuhan industri, lahan kering tidak produktif, lahan basah tidak produktif, dan lahan perkebunan.





Sifat Ekologis dan Sebaran Jati





Jati tersebar di hutan-hutan gugur mulai dari India, Myanmar, Laos, Kamboja, Thailand, Indochina sampai ke Jawa. Menurut usulan beberapa jago botani, spesies jati berasal dari Burma yang kemudian menyebar ke Semenanjung India, Thailand, Filipina, dan Jawa. Selain pendapat tentang asal pohon jati tersebut, pendapat jago botani lain menyatakan bahwa jati berasal dari Burma, India, Thailand dan Laos.





Saat ini, kebutuhan akan kayu jati dunia sekitar 70% dipenuhi oleh Burma dan sisanya berasal dari hutan jati di India, Thailand, Jawa, Srinlanka dan Vietnam.





Berdasarkan letak geografis, pohon jati berkembang menyebar di daerah Asia Selatan dan Asia Tenggara pada rentang 9° – 25° 30′ LU dan 73° – 104° 30′ BT.





Jati yang tumbuh di Indonesia bukanlah tanaman alami, melainkan sengaja ditanam dan berasal dari India. Ketika pemerintahan Belanda, pohon jati pertama kali di tanam di Pulau Kangean, Muna, Sumbawa, hingga pada akhirnya menyebar ke berbagai daerah mirip Sumatera, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara.





Jati juga pernah dicoba ditanam di daerah Kalimantan Selatan, akan namun mati pada umur dua tahun alasannya adalah lahan tanamnya memiliki tanah terlalu asam.





Karena kayu jati memiliki nilai hemat tinggi, tumbuhan jati sekarang mulai dikembangkan di negara kawasa Afrika, Amerika tengah, Australia, Selandia Baru, Taiwan dan negara-negara Pasifik.





Status Kelangkaan





Permintaan besar akan materi baku kayu jati untuk industri perkayuan menjadikan makin mahalnya harga kayu jati. Pertumbuhan pohon jati yang membutuhkan waktu usang mempunyai efek pada ketersediaan kayu jati di pasaran.





Meski belum masuk dalam klasifikasi langka, muncul kekhawatiran bahwa di abad yang mau datang eksistensi pohon jati akan kian langka.





Kayu Jati





Kayu yang dihasilkan dari tumbuhan jati ialah kayu dengan mutu tinggi yang tergolong dalam kelas awet I – II dan kelas besar lengan berkuasa I – II yang tidak dimiliki kayu lain dari pohon pinus atau jati belanda dan pohon sengon. Kayu jati mempunyai berat jenis 0,62 hingga 0,75 dengan karakteristik stabil, berpengaruh, dan tahan lama.





kayu perhutani




Sifat unggul dari kayu jati membuatnya primadona dan pilihan utama materi baku furniture dan bahan bangunan. Kayu jati mempunyai ketahanan dari serangan jamur dan rayap sebab mengandung zat ekstraktif alami berupa tectoquinon yang tidak disenangi oleh hama perusak.





Di dunia perdagangan kayu, kayu jati tergolong kayu glamor yang memiliki nilai estetika tinggi. Kayu terasnya berwarna cokelat kekuningan, serta kayu gubalnya berwana putih kekuningan atau cokelat kuning muda. Selain itu, kayu jati juga mempunyai corak tegas dan indah, serta serat lurus bergelombang.





Manfaat Kayu Jati





Sifat kayu jati yang kuat, baka, dan stabil cocok digunakan selaku bahan pengerjaan perkakas rumah tangga, mirip meja, bangku, almari, kusen, banyak sekali macam goresan dan sebagainya.





Masyarakat Jawa sudah mempergunakan kayu jati semenjak dulu, hal ini dapat dilihat dari rumah-rumah tradisional Joglo yang menggunakan kayu jati untuk struktur tiang, rangka, atap, serta dinding rumah.





Kayu jati juga dapat diolah menjadi veneer untuk melapis permukaan kayu lapis, serta parquet atau penutup lantai. Bagian ranting pohon jati dapat dipakai sebagai kayu bagar kelas I karena menghasilkan panas yang tinggi. Penggunaan kayu jati juga digunakan pada konstruksi jembatan, ganjal rel kereta, serta kapal maritim pada masa lampau.





Bagian daun jati hingga ketika ini masih dimanfaatkan untuk membungkus masakan, mirip nasi jamblang dan nasi pecel. Kelebihan dari kuliner yang dibungkus dengan daun jati yaitu aroma khas jati yang ikut berbaur dengan kuliner. Selain itu, daun jati juga dipakai oleh penduduk Yogyakarta untuk pewarna gudeg.





Dalam bidang pengobatan tradisional, daun jati dipercaya dapat mengobati cacingan, meminimalkan gejala asma, mempercepat penyembuhan luka, serta dapat membantu merangsang kemajuan rambut dan perawatan kulit.





Investasi dan Budidaya





Untuk memenuhi permintaan kayu jati sekaligus menjadi peluang usaha yang cukup menjanjikan, budidaya pohon jati digeluti sebagai salah satu investasi bisnis.





Harga kayu jati yang sekarang terus naik di pasaran memperlihatkan potensi laba berkelanjutan dan sebagai investasi jangka panjang. Misalnya, untuk kayu jati diameter 50 cm dan tinggi 30 meter, harga per pohon mampu mencapai 130 juta.





budidaya pohon jati




Berikut yakni tahap-tahap budidaya atau penanaman pohon jati, ialah:





1. Pengadaan Bibit





Pengadaan bibit pohon jati dijalankan secara generatif dengan menyemai biji sampai tumbuh menjadi tunas baru sebagai bibit. Selain itu, pengadaan bibit jati juga mampu dijalankan dengan cara vegetatif lewat kultur jaringan.





Benih jati yang akan ditabur pada bedeng sebelumnya diberi perlakukan untuk pematahan dormansi. Caranya dengan membakar benih jati memakai spirtus dalam wadah beralaskan serasah. Setelah benih jati dibakar, benih didiamkan selama 24 jam kemudian dapat ditabur pada bedeng.





2. Penaburan Benih dan Penyapihan





Benih jati yang telah dipatahkan dormansinya ditabur pada bedeng dengan media semai berupa adonan tanah, pasir, kompos dan arang sekam dengan perbandingan 1:1:1:1.





Selanjutnya, dilaksanakan penyapihan kalau usia bibit jati berumur 2 sampai 3 ahad dan memindahkannya ke dalam polybag. Bibit dibiarkan berkembang dalam polybag sampai tumbuh mencapai tinggi 30 cm untuk lalu dipindahkan ke lahan tanam.





3. Penanaman





Bibit jati yang telah siap ditanam dengan jarak tanam 3 x 3 meter. Ketika menanam bibit jati, upayakan semoga akar tidak terlipat dan berada pada posisi tengah lubang tanam. Agar bibit lebih mudah lepas dari polybag, kita dapat meremasnya secara hati-hati semoga polybag tidah pecah.





Setelah bibit pohon jati ditanam, dapat dilanjutkan dengan memasang ajir selaku tanda bahwa di lokasi bibit tersebut baru saja ditanam.





4. Pemeliharaan





Pemeliharaan dalam budidaya pohon jati meliputi acara penyulaman, penyiangan, pemupukan, pemangkasan dan penjarangan.





Penyulaman dilaksanakan dengan mengganti bibit flora yang mati atau rusak agar populasi tanaman tetap utuh. Penyiangan dikerjakan untuk membersihkan ilalang, gulma, dan tumbuhan lain yang menganggu perkembangan pohon jati. Tujuannya, agar bibit jati dapat menyerap komponen hara dalam tanah secara optimal.





Pemupukan diberikan supaya tanaman jati tidak kekurangan nutrisi. Jenis- pupuk yang mampu dipakai seperti pupuk kompos atau pupuk sangkar. Pemberian mulsa juga dapat dilaksanakan biar kelembapan tanah dan mutu tanah tempat pohon jati berkembang tetap tersadar.





Pemangkasan dan penjarangan dikerjakan untuk mengembangkan kualitas perkembangan pohon dan menertibkan arah berkembang tanaman. Tujuan dari pemangkasan yakni mencegah serangan penyakit dan jamur, serta membuat jati berkembang tegak lurus dengan sedikit cabang. Sedangkan penjarangan bertujuan untuk memotong bab pohon yang tidak cocok, contohnya sebab serangan penyakit, kemajuan tidak wajar , dan sebagainya.





Pohon Jati Terbesar di Dunia





Pohon jati yaitu jenis pohon yang bisa hidup hingga ratusan tahun. Di Kabupaten Blora, Jawa Tengah, terdapat pohon jati tertua di dunia yang umurnya telah mencapai lebih dari 300 tahun.





Jati ini dinamakan “Jati Denok” yang berkembang meraih ketinggian 30 meter dan keliling pangkal bawah mencapai 840 cm. Bahkan, untuk memeluk pohon jati ini diharapkan 8 orang remaja semoga mampu melingkarinya. Jati Denok dikontrol oleh KPH Cepu dan menyandang status sebagai situs budaya. Pohon ini juga menjadi tempat ritual etika penduduk lokal.


Comments

Popular posts from this blog

Bunga Saffron – Taksonomi, Morfologi, Sejarah, 11 Faedah & Harga

coloring pages adults halloween Crafts,actvities and worksheets for preschool,toddler and kindergarten

Pengertian Elastisitas Permintaan